Tampilkan postingan dengan label OPINI - WD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OPINI - WD. Tampilkan semua postingan

1 SURAT UNTUK PARA PEMIKIR KEPENTINGAN PRIBADI

Oleh: Ogeeyoka DT *)



(Sumber Foto: http://goesprih.blogspot.com/2011/02/download-naskah-drama-monolog.html)

Tulisan ini adalah surat untuk para pemikir kepentingan pribadi. Sekaligus sebagai pengingat, buat kita semua. Maksud dan tujuannya adalah agar kita semua bisa mengantisipasi kedepan dan menjadikan hidup ini milik ”bersama”. Penulis juga memohon maaf jika tulisan ini membuat pembaca; tersinggung, depresif, dan membuat pembaca terganggu. Mohon maaf juga apabila tulisan ini tidak sesuai dengan aturan jurnalis, aturan penulisan (EYD) dan kata-kata nya tidak teratur/tidak sesuai.

Sifat dari tulisan ini adalah membangun. Jadi, kritik dan saran penulis terima apa pun itu.

Saat itu, sewaktu masih di asuh oleh ibuku sampai pada bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya dibentuk / diarahkan oleh orang tua saya untuk menjadi seorang yang nantinya membahagiakan orang tua. Saat itu, saya hanya bisa; menangis, mendengar, melanggar, dan belajar. Yang mana, hanya bisa diarahkan.

Dan saya hanya ada pada keadaan itu, terbentuk sesuai dengan keadaan saat itu. Saat di Bangku Sekolah Menengah Atas/Umum (SMA/U) saya baru mulai sadar bahwa realita ini sedang berkolaborasi antara depan layar dan belakang layar.

Untuk menjadi orang yang baik dihadapan orang tua adalah berkelakuan baik dan berjalan di jalan yang benar. Kita tahu bahwa Orang tua adalah wakil dari Allah Tritunggal. Jadi, apa yang kita lakukan positif maupun negatif telah, sedang, dan akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Karena, hidup ini hanya sekali di Bumi bertopeng ini. Jadi, saya pastinya ikuti yang sifatnya, “depan layar,” jikalau sifatnya “belakang layar” apa yang harus saya katakan ke Tuhan nanti, saat ajalku tiba.

Saat saya masih diasuh ibuku sampai pada SMP, saya diajarkan memilih jalan yang benar dan berkelakuan baik. Jadi, tidak salah kalau saat ini saya pun demikian.

“selagi masih bernafas, masih bisa makan walaupun sehari se-kali, dan masih bisa saling menyapa, Apa yang seharusnya kita perbuat…?” itulah kata yang keluar dari Bapa saya, pertanyaan yang bermakna membuat saya menjadi lebih tenang dan semangat dalam hidup yang penuh dengan teka-teki ini.

Teringat akan sebuah film, “Tokoh Besar” di mana saat Yohanes Pemandi, anak dari Marta, sedang mempermandikan penduduk Nasaret satu per satu. Saat itu munculah para prajurit-prajurit pengumut/penagih pajak dan hendak memeras salah seorang fakir miskin. “hai kau ular beludak,” kata Yohanes. Yohanes menghampiri mereka dan berdebatlah mereka di sana.

Yohanes Pemandi memberikan pencerahan agar tingkah laku mereka segera diubah. ”Jika engkau memunyai dua buah baju, berikanlah satu ke yang tidak punya” Kata Yohanes Pemandi. “Cukupkanlah dirimu dengan gajimu,” Tambahannya sambil menuju Sungai Yordan, yang mana dipakai untuk permandian penduduk nasaret saat itu.

Memang seharusnya demikian dalam hidup ini namun, faktanya tidak demikian. Seperti pada tulisan sebelumnya, “Rupiah Membunuh Jiwa Kemanusiaan Ku (http://wayai-deto.blogspot.com/2011/06/rupiah-membunuh-jiwa-kemanusiaan-ku.html).” Semua permasalah, persoalan biasa yang menjadi otaknya adalah “para pemikir kepentingan,” merekalah akar/sumbernya.

Perebutan jabatan, persaingan yang tidak sehat, egois, dan kawan-kawannya adalah karena memikirkan nilai rupiah, memikirkan kepentingan pribadi yang sifatny sesaat saja. Dampak dari ini semua ada pada anak dan cucu mereka serta masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi korban.

Kehidupan ini dinamis, berubah-ubah, tidak selalu konstan. Kehidupan ini penuh teka-teki, penuh pertanyaan. Kehidupan ini perlu pikir, perlu barnafas, perlu makan. Kehidupan ini sebenarnya menjadikan kita sebagai manusia yang jujur, adil, penuh damai. Kehidupan ini sempurnah bila seiring dengan cinta, kasih, sayang, pemerhati, penuh damai.

Namun, kehidupan ini tidak membutuhkan nilai rupiah. Kehidupan ini tidak mengajarkan mementingkan pribadi, kehidupan ini malah mengejarkan kita untuk melawan, ”KEPENTINGAN PRIBADI.” Karena, pada umumnya hal ini dapat mengorbankan banyak orang termasuk anak dan cucu mu.

”...Kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini adalah kehidupan yang kamu jalani kemarin. Dan kehidupan yang akan kamu jalani besok adalah kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini. Jadi, baik maupun tidak baik kehidupan kamu ada ditangan kamu dan biarkan semua itu terjadi menurut kehendak-NYA...” – Ogeeyoka DT –
Read more

0 RUPIAH MEMBUNUH JIWA KEMANUSIAAN KU

Oleh: Ogeeyoka DT *)



(Sumber Foto: http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/10716/Rupiah-Memimpin-Penguatan-Mata-Uang-Asia)


Sebelumnya penulis (pemula) akan menguraikan, apa itu: Rupiah, Membunuh, Jiwa, dan kemanusiaan secara umum. Dan pada paragraf akhir akan diisi dengan kesimpulan. Yang mungkin mempermudah pembaca untuk melihatnya. Dan sebenarnya kita semua sudah mengetahuinya, namun penulis hanya ingin mengingatkannya.

Perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee”, satuan mata uang India. Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga 1817. Setelah tahun 1817, dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda. Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia ke-2, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang rupiah jawa sebagai pengganti. Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu. Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat.

Seperti yang kita ketahui bahwa rupiah adalah mata uang dari Negara Indonesia. Sebagai bangsa yang dijajahnya yaitu WEST PAPUA dituntut untuk wajib menggunakannya. Dimulai dari nilai satu sen rupiah dan berakhir pada seratus ribu rupiah. “Trada rupiah trada hidup,” kata mereka yang duduk dikursi empukh dan mereka yang mementingkan diri sendiri. Rupiah adalah benda mati yang tak tentu. Namun, memunyai nilai yang membuat rupiah bisa berada pada siapa saja sesuai dengan kebutuhannya saat itu dan besok.

Apa itu Membunuh? Seperti yang kita ketahui bersama membunuh adalah menghentikan (mematikan) atau mempertidak berdayakan sesuatu maupun seseorang. Hanya saja membunuh itu bahasa bakunya, bahasa sehari-hari yang sudah tidak lasim lagi buat kita ucapkan. Banyak sekali istilah membunuh itu yang diikutkan denga kata benda, seperti: Membunuh orang, membunuh karakteristik, membunuh binatang, membunuh TV, membunuh Bola (biasanya memakai kata ”mematikan”), Dan masih banyak lagi. Namun, di sini terlihat bahwa membunuh ini terbagi atas tiga bagian; Membunuh yang bersifat benda hidup, membunuh yang bersifat benda mati, dan membunuh yang bersifat kejiwaan (kebatinan). Maksud dari tulisan ini adalah ”Membunuh yang bersifat kejiwaan.” Yang mana, tidak sebagai manusiawi yang mengabaikan nilai kebersamaan dan mengorbankan orang lain.

Jiwa adalah sesuatu yang menghidupkan, sehingga seseorang itu bisa berdiri tegar tanpa ada keraguan apapun. Banyak contoh yang menggunakan kata ”jiwa,” seperti: Berjiwa besar, Jiwa kemanusiaan, jiwa pengorbanan, dan yang lainnya. Yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Jiwa Kemanusiaan. ”Hidup mu tergantung pada Jiwa Kemanusiaan mu,” kata Nelson Mandela.

Kemanusiaan adalah bersifat manusia. Kenapa itu bisa ada? Karena, Manusia diciptakan secitra, serupa, segambar dengan Yang Maha Kuasa. Jadi, segala sesuatu yang bermuara kebaikan adalah Manusia, seperti yang diinginkan Yang Maha Kuasa.

Hal yang paling membahayakan adalah saat-saat darurat (mendadak) yang saat itu rupiah sedang tidak berada di tempat. Sejumlah rencana pun pasti datang menghampiri, baik itu buruk mau pun baik. Apabila saat itu kesempatannya bersifat kebersamaan dan kamu memanfaatkan momen itu untuk berapa persen rupiah kamu kantongi, di saat itu lah kamu membunuh jiwa kemanusiaan mu. Karena, secara tidak langsung saat itu kamu sedang bertarung antara sifat buruk dan jiwa kemanusiaan mu. Apabila saat itu kesempatan yang datang bersifat individu (pribadi mu), memang pantas kamu kantongi rupiah itu. Karena, itu milik mu.

Rupiah Membunuh Jiwa Kemanusiaan ku, yang terpenting adalah bagaimana kamu bisa mengontrol diri mu di saat-saat darurat itu. “Trada rupiah trada hidup,” kata mereka yang duduk dikursi empukh dan mereka yang mementingkan diri sendiri. ”Kalau masih bisa bernafas, masih bisa melihat sesama, dan masih bisa makan (walaupun, sehari sekali). Ya, itulah hidup yang sesungguhnya,” kata anak jalanan dan keluarga yang sederhana. Acuannya adalah manusia hidup untuk meninggal dan meninggal itu pasti ada disetiap manusia. Jadi, apa yang harus saya persiapkan sebelum malaikat maut datang menjemput saya? Pertanyaan buat kita semua, agar menjadi pedoman untuk hidup lebih baik. Saya sebagai penulis pemula, sedang mencobanya. Walaupun, berat pasti bisa bersama Sang Juru Slamat. Karena, yang diinginkannya adalah Kebenaran, Keadailan, dan Kebaikan yang mana semua itu dirangkup dalam, ”KEMANUSIAAN.”
Read more

0 MEMAKNAI, “VALENTINE’S DAY”

Oleh: Rusak DT*)


(sumber foto: google/valentine/image_)

Sebelum pena ini bergerak dan cucuran tinta ini mengena pada kertas putih ini, saya secara pribadi menyampaikan, “Selamat Hari Kasih Sayang, 14 Februari 2011. Semoga tong s’mua bisa baku sayang satu sama lain.”

Biasanya momen saat hari kasih sayang ini dimanfaatkan oleh anak-anak remaja pada umumnya untuk memohon maaf kepada orang tuanya. Dan pastinya setiap orang demikian, dengan memanfaatkan momen hari valentine day kita lincah untuk mengambil sikap. Hal ini tidak bisa dibayangi, karena memang benar dan tepat.

Kita biasanya memaknai hari valentine adalah hari kasih sayang terhadap kekasih. Namun, di sini kita salah mengartikannya. Karena, secara langsung valentine day berkata “ Valentine Day adalah hari kasih sayang terhadap ‘sesama’ .“ Terhadap sesama maksudnya, kepada cowo maupun cewe yang sudah tua, sebaya dengan kami, dan yang lebih muda dari kami.

Mengapa disebut “Valentine?”
Guru ilmu Gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep dalam agama Kristen yang umum.

Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis) dan "tempat pelaminan"

Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14.

Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus")
When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")

Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London.

Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
• Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".
• Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir. (Berbagai sumber)


Tentang Hari Valentine
Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus.

Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap.

Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun.

Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. (Berbagai sumber)

Sayaaannngggg ahhhh…….. Biar sudah, panggil saya “Rusak (http://wayai-deto.blogspot.com/2011/02/panggil-saja-rusak-dt.html).”
Read more

2 TRANSMIGRASI ILEGAL, SALAH SATU SISI AKAN KEPUNAHAN MANUSIA PAPUA

MASIH TERJADI!

by: Waiyai DET *)


TRANSMIGRASI ILEGAL, SALAH SATU SISI AKAN KEPUNAHAN MANUSIA PAPUA

Sistem busuk ini memang tidak bisa dilihat. Namun, bisa dirasakan. Dan sebenarnya, hal itu ada di depan pandangan kami. Tetapi, kami menganggap itu adalah hal yang biasa. Salah satunya adalah Transmigrasi Ilegal. Ini dikarenakan, sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka (kaum penjajah). Sebenarnya masih banyak lagi contoh yang kita bisa temukan.

Memang ini sudah menjadi suatu kegiatan rutinitas untuk kepunahan Ras Melanesia (Rumpun Melanesia). Pihak pemerintahan tidak akan bisa melihat hal itu. Karena, dibutakan oleh sistem ini.

Mulailah dari diri kita sendiri. Beberapa cara untuk mewaspadai hal itu:

1. Jangan Nikah dengan WNI (We are WNPB),

2. Jangan jual tanah ke para pengusaha dan para penjajah. Karena, ko pu tanah tu “unik.”,

3. Mengerti bahwa ADAT-BUDAYA yang diluan hadir di Tanah tangisan,

4. Jangan membeli barang milik kaum penjajah,

5. Mempersulit disetiap sisi,

6. Prioritas Putra Daerah dalam tes CPNS, STPDN, PELATIHAN, DLL. Karena, Kalo tidak mereka akan masuk gampang dengan alasan “keluarga.”,

7. Pihak Militerisme leluasa dalam haknya kita (rakyat terjajah). Jadi, yang nama Militer itu jangan anggap untuk menjaga keamanan,

8. Saat pembangunan pemerintahan dibangun, sumber daya manusia pun harus diperhatikan. Ingat bahwa tong pu Sumber daya alam yang Tuhan kasih ni sapa yang atur nanti,

9. Jang kasih libur panjang saat Lebaran atau hari islam,

10. DLL.

Sebenarnya ini dalam konteks PEMEKARAN yang dibingkai 0tsus. 0tsus itu, Pemerintahan setempat mengatur pemrintahannya sendiri. Tetapi, ingat bahwa semuanya/apa pun sumbernya, yang atur adalah Pusat. Jadi, percuma saja.

Saat Wawancara para Transmigran di KM. Labobar (03/o8-10) Dari Jakarta tujuan Jayapura;

a. Transmigran lama

Saat bercakap-cakap dengan seorang transmigran ilegal lama. Ia di Papua dari tahun 1999 sampai saat ini, tepatnya di Kabupaten Nabire. Namanya Amir, usia menjalan 58 Tahun, profesinya sebagai pedagang. Ia memunyai sebuah Toko di Terminal 0yehe, nama Toko itu “Makmur”.


Awal ke Papua

Berawal dari keponakannya yang sudah ada di Papua, makanya Pak Amir pun mengikuti ke Papua. Keponakannya sudah setahun lebih dulu dari Pak Amir dengan profesi guru honorer di SD YPPK St. Petrus Nabire.

Karena melihat lingkungan saat itu, maka Pak Amir memutuskan untuk membuat usaha kecil-kecilan hingga saat ini memunyai toko.


Identitas Transmigrasi

Saya tidak memakai identitas saat itu. Yang saya gunakan adalah jenguk keluarga di Papua (Alasannya ke Papua). Dan ini masuk dalam kategori ILEGAL.



b. Transmigra baru

Saat bercakap-cakap dengan seorang transmigran ilegal baru. Ia, berasal dari Jawa tepatnya ia seorang Betawi (maaf yang pastinya lupa nama kabupatennya di Jakarta) tujuannya ke Manokwari. Saya mau tes Pegawai di Manokwari. Karena, Anak saya panggil dan saya bersama teman-teman saya, “Kata Pak Usman.” Namanya Usman, usia menjalan 54 Tahun, profesinya pedagang.

Awal Ke Papua

Memenuhi panggilan anaknya untuk tes pegawai di Manokwari. (usia 54 Tahun tes pegawai...???)

Identitas Transmigrasi

Saya hanya ikut teman-teman demi memenuhi panggilan anak saya dan saya tidak membawa berkas/persyaratan transmigrasi apapun, “Kata Pak Usman.”

Pak Usman masuk dalam kategori ILEGAL.

Sebenarnya masih banyak lagi. Karena, pada kesibukan makanya yang ada adalah mewakili semua.

Read more

1 OTONOMI KHUSUS (OTSUS) FINAL, REFERENDUM START


Oleh: Waiyai DETO*)

Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, kebijakan otsus Papua merupakan kebijakan yang sudah final. Dan ini memang fakta bahwa selama masa otsus, Masyarakat Papua khususnya Rakyat Papua tidak merasakan adanya otsus ini. Otonomi ini artinya Pemerintahan Sendiri tetapi, dalam bingkai NKRI. Sehingga, Daerah Papua menjadi daerah yang memasuki zona darurat. Berbagai elemen datang memburu Rupiah otsus.

Rezim Fasis Boneka Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) antek Imperialis Amerika pada awal masa jabatannya di periode pertama pernah menyampaikan, “...akan menyelesaikan masalah Papua secara ‘mendasar, menyeluruh, dan bermartabat’.” Janji SBY itu, ternyata menjauh setelah periode ke dua SBY menjabat sebagai orang nomor satu di RI ini.

Otonomi adalah Kebijakan dari pusat (Jakarta) yang dikhususkan untuk masyarakat Papua. Yang katanya, “ini bisa mensejahterahkan rakyat, memakmurkan rakyat, dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua.” Namun, hasilnya NOL, malah tambah membuahkan masalah serius di Papua. Seperti:

1. Kesehatan. Dalam masa otsus, tidak adanya fasilitas yang memadai dan kurangnya tenaga medis asal Papua yang memang benar-benar ahli dalam kesehatan tertentu. Lalu, mana yang katanya membangun SDM dengan adanya otsus (di Bidang Kesehatan dan juga yang lainnya)? OMONG KOSONG.

2. Ekonomi. Dalam masa otsus, tidak adanya Pasar Moderen berskala Tradisional. Padahal, ini sudah dituntut berkali-kali yang sudah menjadi bagian dari HAK. Mama-mama Papua, Nona-nona Papua, bahkan Tete, Nene, Bapa-bapa Papua yang pasti berjualan dipinggir jalan terus-menerus (tahun berganti tahun). Apakah ini yang dinamakan MAKMUR, dalam masa otsus? OMONG KOSONG.

3. Budaya. Dalam masa otsus Budayaku terkikis. Budaya dengan berpakaian adat dinyatakan sebagai melanggar UU Pornografi. Jati diriku hilang, Sejarah yang dipelajari setiap SD, SMP, SMA/Sederajat adalah sejarah JAWA, Karaktersitik manusia JAWA, Bahasa Indonesia semakin kental, semuanya bernuansa JAWA. Lalu, kemanakah Jati Diriku, sebagai Manusia Papua yang memunyai BUDAYA? LUCU KAN....

4. Politik. Politik yang dibangun oleh RI ini adalah SISTEM BUSUK, IMPERIALISME. Dan sekaligus sebagai Penganjur Politik Imperialisme yang bermain seputar Rupiah Otsus. Iperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah Negara lain (Papua termasuk, “sejarah menjawab” / Indonesia-Papua Barat) untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Sekaligus sebagai negara yang memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan Industri dan modal. Sudah Jelas bahwa adanya PEMEKARAN yang bermain seputar Rupiah Otsus hanyalah kepentingan industri dan modal.

5. Hukum. Hukum yang sedang berlaku di Papua adalah Pasal MAKAR. Yang sekarang menahan TAPOL/NAPOL di Kepolisian setempat (Jayapura, Nabire, Manokwari, Biak, Dll). Artinya, Hukum ini disesuaikan sesuai dengan mereka yang mau membebaskan jati diri mereka yang dilecehkan, diinjak, ditindas, dll. Sedangkan di sisi Penggelapan dana, Penggandaan Partai Politik, Pencalonan yang masuk kuota pemilihan yang berlebihan (Nabire, PILKADA ada 9 Calon Kandidat Bupati 2009 lalu), Ilegal loging, Transmigrasi yang tidak sesuai alasan pemindahan dan tidak lengkap surat-surat, Dll . Ini tidak ditangani (diproses/tindaklanjuti), Apakah seperti begitu Hukum yang berlaku di Papua? Lagi-lagi, Rupiah Otsus sebagai penawar HUKUM.

HUKUM INI DIA MELINDUNGI AGAR SISITEM BUSUK INI MASUK DENGAN MULUS. WALAUPUN HUKUM ITU MEMANG BENAR, MOHON DIPAHAMI....

6. Pendidikan. Sistem pendidikan yang sedang berlaku ini, secara tidak langsung mengajak kita untuk menjadikan Ijaza kita (SMA/Sederajat, D2, D3, Dll) sebagai Formulir untuk masuk ke sistem busuk ini. Sejarah yang dipelajari setiap SD, SMP, SMA/Sederajat adalah sejarah JAWA, Karaktersitik manusia JAWA, Bahasa Indonesia semakin kental, semuanya bernuansa JAWA. Lalu, Pendidikan macam apa? Meski pun memang benar bahwa untuk mengisih kekosongan di Papua mesti BERPENDIDIKAN. Namu, IJAZAnya jangan gunakan sebagai FORMULIR untuk masuk ke SISTEM BUSUK ini ya....! Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Papua khususnya Bagian Pedalaman Pantai dan Gunung sama sekali tidak merasakan apa-apa di masa Otsus ini. Lalu, ke mana semua? HUKUM mau berbicara? TIDAK ADA YANG MENANGANI INI....

Jadi, memang BENAR kalau OTSUS sudah FINAL Dan TIDAK ADA KATA EVALUASI.

"Sekarang semua harus dievaluasi," kata Velix Wanggai. "Evaluasi dilakukan untuk menyusun langkah-langkah terpadu, baik dari segi hukum, politik, ekonomi, dan kebudayaan," - jawaban untuk Velix Wanggai = “BUTA” ka? “DOMPET” Penuh ka? Anak, cucumu yang akan merasakannya, hai Velix Wanggai.

Untuk menjawab semua itu, ada satu solusi yaitu; REFERENDUM. Referendum yang artinya penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen).

Jadi, REFERENDUM START....!

Secara garis besarnya demikian.

Thanks, Komentarmu sangat berharga, yang melebihi berlian dan emas!

Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
Powered by Blogger