ADA APA DENGAN MRP SAAT-SAAT TEGANG BEGINI?
By wayai-deto on Selasa, 08 Juni 2010
Oleh: Wayai Deto*)
GOA MARIA BUPER JAYAPURA, IBADAH PASKAH KE-2 BERNUANSA KHAS PAPUA. MRP DATANG TAK DIUNDANG PULANG TANPA SEPATAH KATA
Senin (13/04-09) Pukul 11.15 WP, Ibadah Khas Papua diadakan Di Goa Maria BUPER Jayapura. Ibadah ini di Pimpin oleh Pastor Laurens. Dan umat yang hadir duduk berkelompok (persuku).
Ada Tujuh (7) Suku yang hadir, seperti: Fak-Fak, Sorong, Manokwari, Paniai, Moni, Dawa, dan Asmat.
Pukul 12.15 WP, Ibadah Perayaan Ekaristi sudah selesai dan tiba saatnya untuk makan bersama sekaligus makan siang. Makan siang ini dihibur oleh Para peMOB dan Penyanyi Lokal.
Saat makan siang sedang berlangsung tiba-tiba datanglah sekelompok anggota MRP. Di antara sekelompok itu, ketua tidak hadir. Yang Hadir adalah Wakil dan anggotan MRP. Mereka datang duduk diam bagaikan malng yang tertangkap basah.
Pembawa Acara sudah mangatakan kepada mereka bahwa acara kami ini adalah Ibadah Perayaan Paska ke-2 yang bernuansa khas Papua dan di sini sudah hadir 7 suku. Tetapi, sungguh tidak ada respon apapun dari mereka.
Mereka hanya diam, diam, dan hanya diam. Apakah seperti beginikah MRP kita? Mereka kayaknya sedang menyembunyikan sesuatu. Karena, mereka datang tiba-tiba (tidak diundang), duduk diam, dan pergi tanpa ada sepatah kata pun.
Apa maksud semua ini? Apakah mereka marah karena mereka tidak diundang? Lalu apa usaha mereka demi Tanah Cenderawasih ini? Sudah sejauh mana usaha mereka? Mereka tinggalkan acara itu tanpa ada sepatah kata.
Setelah sekelompok itu pergi, Para penyanyi atas nama Vatikano Grup menyanyikan lagu-lagu Reggae, Caca, dan Slow ( biasa dikatakan Polo). Umat semua bangkit berdiri dan bergoyang badan mengikuti Irama Lagu. Wow….. Ternyata ada dua pandangan yang dinilai oleh sebagian umat tentang lagu-lagu yang dibawakan oleh Vatikano Grup.
Pandangan (+), Umat bergembira-ria disaat-saat situasi yang menegangkan. Dan pandangan (-), Umat merayakan paska ke-2 yang bernuansa khas Papua, Mengapa lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu Reggae, Caca, dan Polo? Itukan mengajak umat untuk tinggalkan khas Papuanya.
Seharusnya, lagu-lagu Rohani yang memakai bahasa daerah dari suku masing-masing agar khas papua itu kentara dan tumbuh erat. Dan juga hal ini sesuai Konteks yang ada.
O ia, perlu diketahui! Saat-saat itu Keadaan Papua Barat ( Tanah Cenderawasih) sedang Tegang. Karena, Masalah Kemerdekaan Papua Barat. Dan perlu diketahui bahwa ini BUKAN masalah. Tetapi, ini SOLUSI agar Saya dan Ko BEBAS dari penjajahan ini.
GOA MARIA BUPER JAYAPURA, IBADAH PASKAH KE-2 BERNUANSA KHAS PAPUA. MRP DATANG TAK DIUNDANG PULANG TANPA SEPATAH KATA
Senin (13/04-09) Pukul 11.15 WP, Ibadah Khas Papua diadakan Di Goa Maria BUPER Jayapura. Ibadah ini di Pimpin oleh Pastor Laurens. Dan umat yang hadir duduk berkelompok (persuku).
Ada Tujuh (7) Suku yang hadir, seperti: Fak-Fak, Sorong, Manokwari, Paniai, Moni, Dawa, dan Asmat.
Pukul 12.15 WP, Ibadah Perayaan Ekaristi sudah selesai dan tiba saatnya untuk makan bersama sekaligus makan siang. Makan siang ini dihibur oleh Para peMOB dan Penyanyi Lokal.
Saat makan siang sedang berlangsung tiba-tiba datanglah sekelompok anggota MRP. Di antara sekelompok itu, ketua tidak hadir. Yang Hadir adalah Wakil dan anggotan MRP. Mereka datang duduk diam bagaikan malng yang tertangkap basah.
Pembawa Acara sudah mangatakan kepada mereka bahwa acara kami ini adalah Ibadah Perayaan Paska ke-2 yang bernuansa khas Papua dan di sini sudah hadir 7 suku. Tetapi, sungguh tidak ada respon apapun dari mereka.
Mereka hanya diam, diam, dan hanya diam. Apakah seperti beginikah MRP kita? Mereka kayaknya sedang menyembunyikan sesuatu. Karena, mereka datang tiba-tiba (tidak diundang), duduk diam, dan pergi tanpa ada sepatah kata pun.
Apa maksud semua ini? Apakah mereka marah karena mereka tidak diundang? Lalu apa usaha mereka demi Tanah Cenderawasih ini? Sudah sejauh mana usaha mereka? Mereka tinggalkan acara itu tanpa ada sepatah kata.
Setelah sekelompok itu pergi, Para penyanyi atas nama Vatikano Grup menyanyikan lagu-lagu Reggae, Caca, dan Slow ( biasa dikatakan Polo). Umat semua bangkit berdiri dan bergoyang badan mengikuti Irama Lagu. Wow….. Ternyata ada dua pandangan yang dinilai oleh sebagian umat tentang lagu-lagu yang dibawakan oleh Vatikano Grup.
Pandangan (+), Umat bergembira-ria disaat-saat situasi yang menegangkan. Dan pandangan (-), Umat merayakan paska ke-2 yang bernuansa khas Papua, Mengapa lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu Reggae, Caca, dan Polo? Itukan mengajak umat untuk tinggalkan khas Papuanya.
Seharusnya, lagu-lagu Rohani yang memakai bahasa daerah dari suku masing-masing agar khas papua itu kentara dan tumbuh erat. Dan juga hal ini sesuai Konteks yang ada.
O ia, perlu diketahui! Saat-saat itu Keadaan Papua Barat ( Tanah Cenderawasih) sedang Tegang. Karena, Masalah Kemerdekaan Papua Barat. Dan perlu diketahui bahwa ini BUKAN masalah. Tetapi, ini SOLUSI agar Saya dan Ko BEBAS dari penjajahan ini.
0 komentar:
Posting Komentar
.:: Kawan, Tinggalkan PESAN dulu! ::.