JANGAN MENINGGALKAN “ WACANA”… !

Oleh: Wayai Deto*)



Sebelum saya berbicara di sini. Saya mohon maaf. Karena, apa yang saya tuangkan ini hanya sepengetahuan saya (yang saya tahu). Tetapi, di sini juga akan ada ‘komentar-komentar.’ Jadi, dipersilahkan bagi siapa saja yang mau mengomentari. Demi, kesempurnahan dan perbaikan. Dengan demikian, kita semua bisa mengetahui pembahasannya.

Zamannya Marthin Indey dan Corinus Krey beserta rombongannya, dong berjuang juga. Mereka itu Tokoh-tokoh yang saat itu harus masuk ke luar tahanan Belanda. Demi nama baik Papua Barat. Mungkin karena, selalu keluar masuk Tahanan. Mereka itu anggap Perjuangan itu hanyalah sebuah angan-angan belaka. Akhirnya, “wacana” itu di teruskan oleh Rombongan Arnold Ap.

Zamannya rombongan Arnold up, dong berjuang demi harga diri orang papua. Berjuang tapi, mereka menganggap hanyalah MIMIPI. Akhirnya, “wacana” itu di teruskan oleh Penyanyi-penyanyi local. Seperti: Black Brothers, John Mofu, Abouwhim, Dll.

Zamannya Black Brothers, John Mofu, Abouwhim, Dll. Dong berjuang lewat lagu. Berjuang tapi, mereka menganggap kaum Intelektual (terpelajar) yang akan mengangkat harga diri Orang Papua dengan dimotivasi oleh lagu-lagunya Black Brothers, kata-katanya pun di seting agar kaum terpelajar terinspirasi, dengan semangat mudanya. Dan sekaligus membuka wawasan buat para penghambat kemerdekaan Papua Barat. Akhirnya, “wacana” itu di teruskan oleh Kaum INTELEK pada zaman, 1970-an / saat ini adalah orang tua kami.

Zamannya orang tua kami, mereka tu tra bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya berharap tu sama tong anak-anak ini. Mereka, kalau su begini tu, apa yang kita buat tuk mengangkat harga diri kami bangsa papua. Itu mereka tu sebenarnya senang. Mereka mau bilang A juga salah, B juga salah… Mungkin karena, mereka Trauma dengan peristiwa-peristiwa yang dulu terjadi. Akhirnya, “wacana” itu di teruskan oleh Kami saat ini.

Jadi, kalo mau dilihat-lihat… Kita itu hanya tinggalkan wacana saja. Yang tak tahu kapan baru dibahas. Jangan sampe kita ini tinggalkan suatu harapan ke orang lain. Itu sama saja dengan kita tinggalkan beban dan Wacana.

Mari, sekarang kita hentikan rantaian HARAPAN itu. Kita, jangan tinggalkan wacana ini lagi. Sekarang saatnya tuk kita bahas.

“ Apapun yang terjadi. Entah itu cara apapun, mari kita lakukan. Jangan kita bilang belum saatnya. Itu omongkosong. Itu berarti dia mau tinggalkan wacana ini lagi, dengan berharap adik-anaknya yang teruskan.”

DIALOG PAPUA vs JAKARTA, hanyalah untuk meminta agar Pihak Internasional yang HARUS menangani ini. Masalah Papua adalah masalah Internasional. Jadi, DIALOG PAPUA vs JAKARTA itu hanya meminta dan HARUS, agar beri KESEMPATAN. Bukan untuk membahas Papua di sana. Masalah itu dong (Indonesia/Jakarta) yang buat. Makanya mereka akan gampang membalikan piring.

Dan, tidak ada yang bilang ini bukan saatnya. Orang yang bilang itu adalah orang yang mau tinggalkan wacana ini dan berharap ke generasi berikut. Kalau begini trus, KAPAN TONG MERDEKA?

SEKALI LAGI, JANGAN MENGHARAPKAN WACANA INI KE GENERASI BERIKUT. KARENA, YANG ADA NANTINYA BAKU HARAP. MEMANG TIDAK MASALAH JUGA. TETAPI, INGAT SUDAH LAMA TONG BAKU HARAP. DARI ZAMANNYA MARTHIN INDEY dan CORINUS KREY, ARNOLD UP SAMPE SAAT INI.
JADI, KEMBALI KE KITA SAJA. BAGI SAYA, AYO SAAT INI…!!! WAGII / LAWAN…… ^_^

comment 0 komentar:

Posting Komentar

.:: Kawan, Tinggalkan PESAN dulu! ::.

Delete this element to display blogger navbar

 
Powered by Blogger